Sebuah Puisi: Pencarian Pagi dan Malam
Angin kencang meniup cahaya pagi di musim kemarau
Burung – burung menari di antara langit yang sendu
Dingin udara tak menjadi rasa
Cahaya matahari memeluk hangat kulitku
Merah merekah silau sinarNYA menusuk pandanganku
Ditemani pagi aku menulis kata manis
Ditemani bumi aku jadi haru menangis
Kini langit menjadi sangat malam
Jauh ku tersesat dalam lubuk masa laluku
Kudengar hanyalah suara jangkrik bernyanyi di sawah
Kulihat hanyalah bintang merayakan pesta di langit
Suasana begitu remang
Sunyi
Haru
Indah sekali
Sebenarnya
Di umur yang tak muda lagi aku masih mencari
Bayanganlah yang ingin ku cari
Mencoba untuk mengerti
Memahami
Mengenal diri
Burung – burung menari di antara langit yang sendu
Dingin udara tak menjadi rasa
Cahaya matahari memeluk hangat kulitku
Merah merekah silau sinarNYA menusuk pandanganku
Ditemani pagi aku menulis kata manis
Ditemani bumi aku jadi haru menangis
Kini langit menjadi sangat malam
Jauh ku tersesat dalam lubuk masa laluku
Kudengar hanyalah suara jangkrik bernyanyi di sawah
Kulihat hanyalah bintang merayakan pesta di langit
Suasana begitu remang
Sunyi
Haru
Indah sekali
Sebenarnya
Di umur yang tak muda lagi aku masih mencari
Bayanganlah yang ingin ku cari
Mencoba untuk mengerti
Memahami
Mengenal diri
Penulis: Oktavimega Yoga Guntaradewa
Instagram: @Yogantarawa
0 komentar