Puisi Oktober 2015
Takut
Padamu
Membidikmu
saja aku takut
Bukan
karena parasmu yang surut
Tapi
jantungku saja yang berdenyut
Tegang
dibawa badan
Seolah
hati tak bisa melawan
Karena
dia selalu dalam pikiran
Tujuan
sangat dekat
Namun
hati tak kunjung lekat
Akankah takdir dapat mengikat
Sabar
akan penantian
Cueknya
dia tanda perawan
Tak
ada kata untuk kesedihan
Wahai
tulip di musim salju
Putihmu
samar sulit kutuju
Terimalah
hati ini hanya untukmu
Mereka
lah Aku
Aku
tumbuh bersama mereka
Berdiri
bersama tanpa tega
Pusing
kurasakan bersama
Bersama
kesedihan yang banyak temanya
Indah
berjuang bersama mereka
Mati
bersama, berani bersama
Merah
bersama, biru bersama
Tapi
semangat tetaplah sama
Cinta
kasih yang asli adalah mereka
Ketika
banyak musuh memaksa
Tameng
dan pedang adalah mereka
Menolongku,
dengan sangat mesranya
Sedih
biasa buat mereka
Tapi
bahagia adalah yang utama
Menatap
masa depan bersama’
Menginjak
lurus setiap musuhnya
Uang
tak penting bagi mereka
Karena
persahabatan diatas segalanya
Sungguh
indah masa muda kita
Ditemani
mereka, mereka dan mereka
Oktober Tanpa Hujan
Setiap
hari aku memandang kaca di pagi hari
Melihat
kenyataan bahwa aku masih sendiri
Dalam
hati memandang dalam tubuh ini sepi
Mendengar
suara tak berdawai cinta yang suci
Entah
kenapa hujan tak kunjung datang
Malam
– malam tak lagi bersama kunang – kunang
Sukmaku
tak lagi bercahaya seperti bulan dan bintang
Air
mataku meronta dalam kegelapan tanda tak tenang
Sepuluh
kakiku telah menunggu kedatangnya
Tak
kunjung datang wahai ciptaanNya
Rindu
telinga ini mendengar ramainya datangmu
Selalu
bersama mendung dan sahabat - sahabatmu
Dua Puluh Satuku
Jika
mataku tak lagi dua
Mulutku
tak lagi satu
Dan
jariku tak lagi sepuluh
Bukan
berarti aku hanya punya uang seribu
Sembilan
ratus bukan berarti tak sempurna
Sembilan
puluh juga
Lima
waktu adalah kewajibanku
Dalam
kesempurnaan lima panca indra dan sila negaraku
All Created by Oktavimega Yoga Guntaradewa/Yogantarawa
Please support me and follow:
Twitter: Yogantarawa
IG: Yogantarawa
0 komentar