OPINI: PENDIDIKAN TERTINGGAL DI TIMUR JAWA DWIPA

by - 00:45

SEBUAH PENGALAMAN KUNJUNGAN KE SEKOLAH TERTINGGAL DI JAWA TIMUR


Prolog

Permasalahan mengenai pendidikan memang menjadi pemahasan yang menarik, terutama untuk daerah-daerah tertinggal. Daerah tertinggal memang memiliki segudang permasalahan pendidikan yang harus segera diselesaikan.

Konsep mengenai daerah tertinggal umumnya selalu dikaitkan dengan provinsi, negara, kota yang kurang maju (Fisik & non fisik). Memang benar pendapat tersebut, namun pernahkan anda membayangkan ada daerah tertinggal diantara daerah-daerah yang maju?. Pernahkan anda menyangka jika disparitas yang ada di kota-kota terhebat di Indonesia mengalami disparitas yang sangat tinggi?. Pernahkah anda membayangkan citra kota-kota besar yang makmur itu hanya menutupi sebagian daerah-daerah yang sebenarnya sangat miskin?

Dunia kuliah membawa saya ke dalam perjalanan yang menuju realitas masyarakat yang nyata yang sangat dalam dan tidak ditutup tutupi. Ketika saya bergabung dengan Unair Mengajar, saya melihat bagaimana bobroknya pendidikan. Jawa Timur merupakan provinsi dengan kualitas pendidikan yang cukup mumpuni dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Salah satu keberhasilan pendidikan  adalah menuntaskan angka partisipasi kasar dan murni mutu pendidikan hingga minimial mencapai 95%. Jawa Timur mampu mendapatkan 73,77%. Artinya ini capaian yang cukup baik. Dan masih banyak lagi data-data yang menunjukan keberhasilan Jawa Timur dalam hal pendidikan.

Namun lagi-lagi itu hanyalah data. Saya sendiri melihat di Surabaya terutama di daerah utara, masih banyak peserta didik yang masih belum bisa perkalian di kelas 5, belum bisa membaca di kelas 1 dan masih banyak lagi. Namun secara akademis Surabaya sebagai kota besar masih lebih baik dibandingkan di daerah. Berikut saya akan sedikit ceritakan pengalaman saya di daerah-daerah Jawa Timur mengenai sekolah dasar yang tertinggal.

Beberapa sekolah pernah saya kunjungi adalah:
  1.  SDN Gondang Tapen (Jolosutro) Blitar (Mengajar 3 Minggu)
  2.  SDN Gebang 2 Sidoarjo (Mengajar 1 hari)
  3.  SDN Dalegan 3 Gresik (Survey)
  4.  SDN Ringin Rejo 3 Probolinggo (Survey)
  5.  SDN Ngrejo 4 Tulungagung (Survey)



Pengalaman Berkunjung (Realitas)

11.  SDN Gondang Tapen (Jolosutro)  Blitar

Di SDN ini saya cukup tercekang karena pertama kalinya melihat sekolah yang berbeda juh fasilitasnya dengan kebanyakan sekolah yang pernah saya liat di kota. Sekolah ini pada waktu saya datang hanya memiliki 3 ruang kelas. 1 ruang dipakai kelas 1 & 2. Ruang selanjutnya dipakai kelas 3, 4, & 5 dan selnjutnya khusus untuk kelas 6. Guru yang mengajar pun hanya 3 orang yang aktif. Sungguh miris ketika melihat sekolah tersebut.
Selama mengajar  minggu di SD ini saya melihat bagaimana anak-anak disana begitu semangat belajar dengan segala keterbatasan, melihat perjuangan guru dalam mengajar, masyarakat disana dan banyak lagi.
SD ini terletak di daerah pantai jolosutro blitar, masyarakat kebanyakan petani dan nelayan dengan pendidikan rata-rata SD. Banyak dari anak mereka yang tidak melanjutkan ke SMP karena alasan ekonomi dan sekolah SMP yang jauh. Cukup terisolir memang tempat ini. Namun sekarang ini banyak komunitas-komunitas yang peduli untuk membantu daerah ini.

22. SDN Gebang 2 Sidoarjo

S          Sidoarjo sebagai kota yang cukup besar karena berdekatan dengan Surabaya, saya mengira tidak mungkin ada sekolah tertinggal. Namun kenyataannya, saya harus mengendarai sepeda motor sekitar setengah jam dari jalan raya menuju tambak, dan dari tambah menuju sekolah saya menggunakan perahu. Saya harus menyebrangi sungai selama setengah jam.

S           Sekolah terbuat dari kayu. Lapangannya bisa terendam air karena pasang sungai. Kondisi ruang kelas sangatlah panas dan pernuh dengan kayu tua. Hanya ada sekitar 30an murid kalau tidak salah. Dan yaaaaaa, cukup mencengangkan ada sekolah seperti ini di Sidoarjo. Saya rasa semua orang perlu tau SD ini.

33. SDN Dalegan 3 Gresik
Waktu Survey: 19 Januari 2017
Sby – Gresik (SDN Dalegan 3) butuh waktu 3 Jam menggunakan Sepeda motor dengan kondisi tidak mengetahui jalan. Dan waktu survei satu jam. Jadi dari jam 12 – 4.

Hasil Survey
·       Kondisi Geografis:
Tempat survey (SD Dalegan 3) berada di dekat pantai dalegan (sekitar 1 km), bukit kapur (15 km), sungai bengawan solo (10 km), dan di kelilingi sawah, bambu liar dan juga tambak. Jalanan dari kota gresik menuju kecamatan masih lumayan lancar dan jalan tidak rusak (jalanan berupa aspal). Tapi saat menuju SD, jalanan sangat sulit dilalui mobil karena jalan yang masih terbuat dari tanah atau kondisi jalan berlumpur ketika hujan. SDN 3 Delegan berada di sebelah sekolah MI dan rumah warga.

·         Fasilitas Sekolah:
Sekolah memiliki 1 ruang guru, 1 musola, 1 toilet, 1 ruang untuk kelas 6, 1 ruang untuk kelas 5, 1 ruang untuk kelas 3 dan 4 ( satu ruangan dibagi jadi dua dibatasi dengan papan triplek), 1 ruang untuk kelas 1 dan 2 ( satu ruangan dibagi jadi dua dibatasi dengan papan triplek), 1 lapangan voli/futsal. Bangku – bangku terbuat dari kayu yang lumayan rusak dan papan tulis hitam. Kondisi kelas sangat berdebu.

·         Sumber daya Guru: ada 9 guru. Guru terdekat di sekolah bernama pak azam ( rumahnya ke utara dekat tikungan bertembok putih. Selain itu rumah guru agak jauh dan dari berbagai daerah.

·         Jumlah Murid: ada 30 anak.

·         Tipe Masyarakat: masyarakat kebanyakan bekerja sebagai petani. Masyarakat agak sedikit tertutup karena mungkin jarang ada orang masuk daerah tersebut. Bahasa yang digunakan bahasa jawa. Rumah disana kebanyakan dari kayu.

·         Pemerintah setempat: Rumah kepala sekolah dekat pintu masuk jalan menuju SD sekitar 700m. Ketua RT RW berdekatan dengan sekolah sekitar 300 meter. Kantor kepala desa ada di dekat wisata pantai Delegan dekat SDN 1 Delegan. Kantor dusun ada di utara SDN 3 Dalegan sekitar 500m. UPTD jl. Jaksa Agung Suprapto no 5 Bedilan kec Gresik. Dinas Pendidikan Jl Arif Rahman hakim no 2 Sidokumpul.


·         Saran:

          SDN 3 Dalegan secara fasilitas dan sumber daya sangat membutuh bantuan pengajaran. Untuk perizinan lebih lanjut bisa mengubungi CP diatas. Sebelum melakukan program disana lebih baik survei atau perizinan lagi mengenai tempat tinggal (biasanya tinggal di kantor dusun atau kepala desa, jadi bisa hubungi kepala desa atau ketua RT/RW disana nanti).
    
         Survey sebaiknya berangkat pagi habis subuh dan di hari senin-kamis, sehingga disana bisa bertemu pihak sekolah, dan pemerintah setempat saat jam kerja. Lebih baik gunakan sepeda motor agar mobilitas lebih mudah. Persiapkan alat dokumentasi.

44. SDN Ringin Rejo 3 Probolinggo

Waktu Survey: 28 Januari 2017
Sby – Probolonggi (SDN Ringin Rejo 3) butuh waktu 8 Jam menggunakan Mobil.

Hasil Survey

·         Kondisi Geografis: terletak di daerah dekat wisata Rano agung, daerah perbukitan dekat waduk. Jalan menuju SD dari kota probolinggo sangatlah susah karena daerah dekat SD jalanan berbatu naik turun.

·         Fasilitas Sekolah: ada 6 ruang kelas dan satu ruang guru. Terdapat lapangan kecil untuk dapat bermain bola. Papan tulis hitam.


·         Tipe Masyarakat: masyarakat berbahasa Madura.

·         Saran: mungkin lain kali bisa kesini jika jalan sudah lumayan, Mungkin fasilitas lumayan di daerah sini tapi sepertinya juga perlu mendapat bantuan pendidikan dalam hal bahasa


55. SDN Ngrejo 4 Tulungagung


Waktu Survey:  Januari 2017

Sby – Tulungagung (SDN Ngrejo 4) butuh waktu 9 Jam menggunakan Mobil.

Hasil Survey
·         Kondisi Geografis: Jalan menuju lokasi naik turun dengan kemiringan yang cukup tinggi jalanan agak sedikit berbatu (jalanan aspal rusak). 
·    
F      Fasilitas Sekolah: terdapat 6 kelas dan 1 ruang guru, masih menggunakan papan hitam
·    
       Sumber daya Guru: 9
·     
        Jumlah Murid: 30
     
     Tipe Masyarakat: Sepertinya jarang dikunjungi orang luar karena jalanan yang rusak, parah dan curam
·  
   Pemerintah setempat: Dekat dengan UPTD masalah perizinan tinggal ngirim surat pengantar ke dispendik kota lalu turun ke uptd


Kesimpulan

       Seperti itulah gambaran sekolah tertinggal di Jawa Timur. Masih banyak lagi yang belum saya kunjungi dan saya tau. Saya ingin sekali melihat sekolah yang ada di Jombang yang harus menyebrangi sungai dan katanya sangat parah disana. Dan karena keterbatasan, diskripsi yang saya coba gambarkan pun mungkin kurang. Saya sarankan untuk merasakan dan melihat langsung bagaimana kondisinya sekarang (saya harap sekarang sudah lebih baik).

     Hemat saya, sekolah-sekolah tersebut butuh bantuan kalian semua. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Tapi kita semua. Semua orang berhak mempunyai pendidikan. Karena pendidikanlah yang menjadikan manusia itu manusia. Pendidikan merupakan tonggak dari segala tindakan, sikap dan semua hal yang dimiliki manusia.

-         -  Jangan pernah mencela kegelapan, nyalakan lilin dan buat perubahan -



You May Also Like

0 komentar