Sebuah Opini: “Agama Baru” Masyarakat Modern; Demokrasi Dan Pembangunan

by - 03:33



Tulisan ini teri-lhami dari salah satu pernyataan dosen saya dalam mata kuliah sosiologi pembangunan. Beliau dalam penjelasannya menyinggung mengenai demokrasi dan pembangunan sebagai agama baru masyarakat sekarang. Meskipun beliau tidak membahas secara keseluruhan, namun saya tertarik untuk mengembangkan pernyataan tersebut. Hal ini dilandasi karena banyaknya keyakinan masyarakat mengenai betapa sempurnanya demokrasi dan pembangunan. Sebenarnya saya bukanlah ahli dalam pembahasan demokrasi dan pembangunan, namun semoga tulisan saya bisa menjadi bahan renungan ataupun kajian sebagai bentuk kritis terhadap fenomena yang ada sekarang. dan sesungguhnya tulisan ini tidak ada kaitannya dengan religiusitas ataupun hal yang sakral atau suci.

Definisi agama yang akan akan saya bahas disini bukanlah agama yang benar-benar agama seperti yang ada (Islam, Kristen, Budha, Hindu, dll.). Namun definisi agama yang akan saya bahas adalah secara sosiologis berarti keyakinan yang dimiliki masyarakat terhadap sesuatu yang sangat atau lebih kuat. Saya merasa melalui pendapat masyarakat di media, ruang publik ataupun ruang-ruang diskusi akademis, banyak masyarakat yang selalu mengagung-agungkan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yang ideal dan pembangunan sebagai cara dalam peningkatan kesejahteraan dalam negara. Sebenarnya “agama baru” yang muncul dalam masyarakat modern menurut saya cukup banyak seperti kapitalisme, uang, sukses dan masih banyak lagi, cakupannya sangat luas jika mau berimajinasi.

Pertama, mari kita bahas terlebih dahulu bagaimana demokrasi menjadi “agama baru” masyarakat terutama masyarakat modern. Demokrasi sendiri lahir atas dasar protes terhadap bentuk pemerintahan yang otoriter. Bentuk-bentuk pemerintahan yang sangat monarki atau yang sifatnya otoriter telah membuat banyak atau luasnya kekuasaan yang ada di tangan raja atau penguasa. Sehingga penguasa dapat sewenang-wenang dalam persoalan kenegaraan atau kerajaan.  Sehingga hal ini menimbulkan protes terhadap bentuk-bentuk pemerintahan yang dijalankan oleh satu orang seperti monarki ataupun oligarki (sekelompok kecil elit).

Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang semua warna negara atau rakyat memiliki hak yang sama dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah pikiran mereka. Definisi mengenai demokrasi mungkin yang lebih dikenal adalah pendapat Abraham Lincoln yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dari definisi tersebut berarti rakyat lah yang berkuasa dalam suatu pemerintahan. Pada masa Yunani sistem ini dinilai baik karena mampu membawa keadilan bagi rakyat. Namun banyak juga yang mengkritik mengenai demokrasi ini yakni rakyat tidak boleh berkuasa. Karena di dalam masyarakat tercampur semua jenis individu. Ketika banyak individu yang “bodoh” dalam masyarakat misalnya, hal ini akan membawa masyarakat tersebut dalam bencana atau kekacauan.

Demokrasi “jaman now” sangatlah berbeda dengan demokrasi zaman Yunani tentunya. Kritik terhadap demokrasi saya rasa sudah mampu ditanggulangi zaman modern ini. Demokrasi sekarang ini menempatkan wakil atau perwakilan rakyat yang kompeten dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu misal di Indonesia ada yang namanya lembaga yudikatif, legislatif dan eksekutif dalam tatanan pemerintahan. Sistem demokrasi pancasila ini juga diyakini telah sempurna dibandingkan demokrasi terpimpin ataupun parlementer seperti yang sudah. Meskipun banyak kritik yang mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia belum sempurna. Banyak juga yang punya keyakinan demokrasi pancsila melahirkan sebuah bentuk pemerintahan yang ideal sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia.

Demokrasi memang pada dasarnya di setiap negara berbeda, hal ini dikarenakan kultur budaya di setiap masyarakat juga berbeda. Sehingga demokrasi pun telah dimodifikasi sedemikian rupa agar mampu berjalan dengan baik sesuai dengan kultur masyarakatnya. Kemudian demokrasi juga dinilai sebagai sistem yang paling adil bagi masyarakat. Menurut data yang diambil oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjunkan bahwa 70% masyarakat menilai demokrasi adalah sistem terbaik untuk Indonesia.  Dan menurut data dari Max Roser dalam website www.ourworldindata.com menunjukan setelah tahun 1945 angka demokrasi di seluruh dunia menjadi naik. Secara dramatis juga naik pada tahun 1989 setelah pecahnya Uni Soviet. Kemudian berkembang dan stabil setelah tahun 2010
Keyakinan terhadap demokrasi juga membuat sistem yang berbeda pandangan maka akan dianggap sebagai hal yang lemah atau mungkin cacat. Dilihat dari beberapa pendapat mengenai ideologi lain terkait bentuk pemerintahan, penguasa dalam tatanan demokrasi yang katanya demokratis cenderung menutup diri. Padahal demokratis sendiri berarti bebas berpendapat dan masyarakat berhak untuk memiliki ide dan berpendapat. Saya kira masyarakat terlalu berkeyaninan dan lupa bahwa sesuatu pasti ada kelemahannya. Dan saya kira sistem demokrasi juga perlu kita kritisi dan kaji bersama, sehingga ada perbaikan kedepan yang lebih baik.
Kemudian yang kedua mengenai pembangunan yang juga masih ada hubungannya dengan demokrasi yakni (yang katanya) “untuk rakyat”. Pembangunan selalu saja di agung-agungkan masyarakat terutama pemerintah pada zaman orde baru. Banyak sekali konsep yang muncul mengenai pembangunan seperti politik sebagai pembangunan, ekonomi sebagai pembangunan, moral sebagai pembanguna kemudian pembangunan nasional dan lain-lain. Kemudiaan pembangunan  terus dipakai bahkan dalam konteks pemilihan pemimpin sebagai harapan-harapan yang menjanjikan.
Pembangunan sendiri seperti yang selalu saya bahas terdapat diskursus mengenai pembangunan itu sendiri. Konsep pembangunan sendiri sebenarnya untuk siapa, apa dan bagaimana. Pembangunan secara kritis apakah benar untuk rakyat atau keadilan sosial, atau hanya untuk pemilik modal atau secara singkat hanya untuk melanggengkan kapitalisme dan memperkuatnya. Aneh memang, jika kapitalisme yang secara logis dikatakan marx nantinya akan tumbang. Nyatanya, sampai sekarang masih kuat dan merasuk dalam seluruh ruang-ruang kemasyarakatan. Bahkan seperti “agama baru” yang mungkin banyak orang melarang namun nyatanya kita sama merasakan kanyamanan.
Konsep pembangunan memang sangatlah luas, tergantung konteksnya. Akan sangat panjang jika saya harus menjelaskan. Namun yang saa ingin okus perhatikan adalah bagaimana keyakinan masyarakat mengenai pembangunan adalah sebagai sebuah hal yang selalu baik. Sulit bagi logika kita untuk kritis terkait pembangunan itu sendiri. Coba bayangkan, siapa yang tidak tertarik ketika rumahnya dibangun?. Pasti tertarik, dan orang pasti tidak kritis mengapa ia dibangunkan rumah, untuk apa, dan apa untungnya bagi yang membangunkan. Keyakinan mengenai pembangunan ini semakin menjadi-jadi ketika masyarakat lupa untuk kritis, lupa bahwa sesuatu selalu ada kelemahan.
Kesimpulan dari yang ingin saya sampaikan pada tulisan ini adalah bahwa tidak ada yang sempurna. Semua memiliki kelemahan, tidak ada kekuatan atau sesuatu yang benar-benar kuat. Semua punya hal yang perlu dikritisi dan kemudian di perbaiki bersama. Semoga penjelasan saya cukup logis dan akademis meskipun sangat singkat dan ringkas. Dan semoga membuka pikiran kalian semua terhadap apa yang sedang terjadi di dalam zaman modern atau post modern ini.  




You May Also Like

0 komentar