Sebuah Opini: Ketidakadilan Sistem Pendidikan Indonesia

by - 23:18



“Dunia ini sudah tidak adil maka biasakanlah” – Patrick Star

            Kalimat yang menarik dan sangat dalam, yang diucapkan oleh tokoh yang di cap “bodoh” dalam film kartun sponsbob. Ya, itulah kalimat yang menghibur saya dan mungkin juga banyak orang yang merasa selalu hidup dalam ketidakadilan.

            Secara filosofis memang, sesungguhnya semuanya sudah memiliki takarannya masing-masing. Semua wajib disyukuri, karena Tuhan maha adil. Namun jkata ketidakadilan yang saya gunakan dalam tulisan ini merupakan upaya kritis dalam menjelaskan bagaimana system pendidikan Indonesia saat ini yang masih belum terselesaikan masalahnya. Tentu di akhir, saya akan coba berikan langkah solutif terkait permasalahan yang saya bahas kali ini.

            Sistem Ujian, ya setiap murid yang pintar di Indonesia selalu merasa pernah memberikan contekan pada teman yang ternyata nilainya lebih bagus daripada yang memberi contekan. Atau banyak yang belajar sungguh-sungguh tapi ada temannya yang santai-santai tinggal mencontek. Lemahnya sistem pengawasan yang ada membuat murid semakin mudah melakukan contek-mencotek. Bahkan, untuk ujian akhir pun dulu murid bahkan sampai mempersiapkan matang-matang untuk melakukan contekan waktu ujian. Ngeri nggk nih, secara nilai dan norma udah melanggar tapi semua merasa itu wajar dan akhirnya dibiarkan.

            Sistem Absen, mungkin kebobrokan sistem absen ini lebih banyak dirasakan di sistem absen perkuliahan dibandingkan sekolah. Sistem absen di sekolah mungkin banyak yang sudah menggunakan finger print. Dalam absensi mahasiswa, dengan sangat mudah absen bisa dicurangi. Banyak mahasiswa yang bahkan tidak pernah masuk perkuliahan dan titip absen temannya. Dan parahnya mereka mendapatkan nilai yang sama. Yah mungkin mahasisawa sudah benar-benar dilepas karena sebenarnya curang atau tidak itu pilihan hidup mereka. Tapi ayolah, lembaga pendidikan bukannya mendidik? Jika saat mahasiswa saja sudah menipu banyak orang, bagaimana saat menjadi bupati, walikota, gubernur, pns, presiden dll. Saya kira sistem absen perlu dibenahi.

            Sistem Kelulusan, ya kita tau bagaiamana pemerintah menstandartkan kelulusan untuk seluruh sekolah yang ada di Indonesia meskipun berbeda fasilitas dan tenaga guru yang ada. Ini memang sepertinya pemerintah sudah mulai memperbaiki dengan memberikan perbedaan standart di setiap daerah dan semakin menggali potensi siswa dengan menggunakan ujian esai. Namun, untuk beberapa kelulusan di setiap sekolah kadang terlalu memaksa, masih banyak nilai yang dikatrol, banyak yang terpaksa dinaikan dan akhirnya murid kelabakan setelah lulus.

            Saya jadi ingat, saya pernah mendengar cerita seorang guru yang bertanya pada orang tua tentang anaknya yang belum bisa membaca apakah harus dinaikkan atau enggak. Dan sang orang tua mengatakan tidak usah dinaikan pak, biar tidak lulus dulu dan bisa baca dulu. Biar nanti tidak kesusahan di kelas berikutnya. Sebuah keputusan yang sangat bijak menruut saya dan ini juga harusnya menjadi contoh atau panutan dalm dunia pendidikan agar tidak “memaksa” siswa untuk naik.
          
            Sistem pemberian Nilai, saya sering merasa ketidakadilan nilai pada saat perkuliahan. Dengan jumlah mahasiswa yang segitu banyak, Dosen kesulitan memberikan nilai yang mendekati akurat pada kemampuan mahasiswa yang sebenarnya. Jadi saya kira ini juga perlu dibenahi karena banyak mahasiswa dirugikan. Memang nilai bukanlah yang utama, tapi saya kira juga penting sebagai ukuran kemampuan yang meskipun juga tidak akan secara tepat mengukur tapi setidaknya mendekati bukan jauh.

            Kita semua sudah semakin kehilangan hakikat pendidikan, kita sudah seperti robot yang dicetak untuk menjadi buruh-buruh kapitalis. Pendidikan dijadikan sebagai industri memeras pendidik dan yang terdidik. Saya kira banyak sekali yang perlu dibenahi dari ketidakadilan sistem yang ada. Misalnya saja untuk sistem ujian sebenarnya sepele, banyak pengawas yang tidak serius dalam menjaga ujian. Sistem absen yang perlu diperbarui dengan kecangihan teknologi dan habituasi tentang nilai dan moral saya kira perlu untuk meningkatkan integritas. Sistem pemberian nilai yang adil dengan jumlah peserta didik yang tidak banyak sehingga pengajar intens dengan peserta didik. Saya kira banyak sekali solusi yang bisa dikembangkan karena banyak sekali cara, kita yang yang tidak mau berusaha membongkar kebiasaan buruk dan menindak lanjuti kecurangan atau ketidakadilan itu. 

You May Also Like

0 komentar