Anteposterior

(n) Tempat Dimana Dapat Berbagi Pikiran Dan Perasaan

Terkadang ingin ku menepi
ku menemukan aku
Ku hilang merasa aku
Ku terseret ke pantai lalu kembali

Terkadang ingin ku lupakan
Rentetan kehidupan begitu saja
Kadang hidup ku, kadang mati ku
Ku daki lalu terjun tanpa henti

Terkadang ingin ku kenang
Romansa indah proses metamorfosa
Ku jadikan bunga dari debu
Selalu ku siram namun selalu kering

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Hujan Pun Bimbang

Menatapku kedepan penuh kekosongan
Pikiran akan dunia selalu terkenang
Coba tuk tanyai matahari yang lagi senang benderang
Apakah sebenarnya bumi itu?
Apakah merpati itu nyata?
Berapa banyak merpati di bumi ini?
Tak tau arti itu kembaliku menatap kosong
Duduk dalam sepi, coba tuk bakar pikiran
Kudinginkan waktu bersama detik yang selalu bersuara dalam keheningan
Langit pun heran dan bertanya
Haruskah permainan itu ada?
Haruskan ada menang dan kalah
Lantas setelahnya apa?
Apa yang kutanyakan bukan soal apa asiknya permainan
Tapi jauh dari itu
Apakah asik dan kenapa asik itulah yang kutanyakan
Kujawab diam petir pun menyambar
Hujan ternyata yang datang, bersama gelap pula
Badai, tamu tak diundang pun juga
Masih mengambang, masih gelisah
Masih hujan dan masih kepayah

Penulis: Oktavimega Yoga Guntaradewa
Instagram: Yogantarawa

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Haruskah

Haruskah?
Menulis cv diri di bio?
Menulis kata orang "bijak" di caption?
Menceritakan omong kosong dalam panggung-"apa yang sedang anda fikirkan"?
Memajang eksistensi keseharian?
Memajang kedudukan?
Apakah ada yang aneh?
Beberapa sedang melakukan strategi "self-branding"?
Beberapa memoles?
Beberapa buta?
Beberapa mati jiwa?

Penulis: Oktavimega Yoga Guntaradewa
Instagram: Yoga Dewa



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Angin kencang meniup cahaya pagi di musim kemarau

Burung – burung menari di antara langit yang sendu

Dingin udara tak menjadi rasa

Cahaya matahari memeluk hangat kulitku

Merah merekah silau sinarNYA menusuk pandanganku

Ditemani pagi aku menulis kata manis

Ditemani bumi aku jadi haru menangis



Kini langit menjadi sangat malam

Jauh ku tersesat dalam lubuk masa laluku

Kudengar hanyalah suara jangkrik bernyanyi di sawah

Kulihat hanyalah bintang  merayakan pesta di langit

Suasana begitu remang

Sunyi

Haru

Indah sekali



Sebenarnya

Di umur yang tak muda lagi aku masih mencari

Bayanganlah yang ingin ku cari

Mencoba untuk mengerti

Memahami

Mengenal diri


Kamis, 7 Juli 2016

Penulis: Oktavimega Yoga Guntaradewa

Instagram: @Yogantarawa
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Bulan Ramadhan menjadi bulan yang penuh berkah bagi seluruh bangsa Indonesia. karena pada saat 9 Ramadhan, bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dengan demikian, bulan Ramadhan menjadi salah satu bulan yang membuat kemajuan bangsa. Dan menjadi hadiah terindah bagi bangsa Indonesia.

Pada saat bulan Ramadhan, semua orang menjadi sangat bersemangat untuk berbuat kebaikan. Salah satu semangat yang dapat diambil dari bulan ramadhan adalah semangat untuk saling berbagi kepada sesama. Indahnya di Indonesia, berbagi menjadi sebuah budaya yang telah menjadi ciri khas terutama pada saat bulan ramadhan. Jika disadari, banyak sekali masyarakat berbondong – bondong memberikan sedikit hartanya untuk saling berbagi  makanan dan minuman pada saat berbuka ataupun pada saat sahur. Mulai dari anak kecil hingga dewasa, individu maupun komunitas/lembaga/organisasi, mereka semua tergerak hatinya untuk membantu sesama.

Menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk miskin Indonesia pada periode September mencapai 28,51 juta orang atau 11,3 persen dari total jumlah penduduk. Meskipun begitu, tak mengurungkan niat masyarakat Indonesia untuk saling berbagi di bulan Ramadhan. Pada saat berbuka ataupun saat sahur, tempat - tempat seperti masjid, jalanan, sekolah, alun – alun dan lain – lain menjadi tempat berbagi yang sangat ramai.

Bukan hanya umat islam saja, seluruh agama di Indonesia juga turut serta bergerak untuk berbagi dalam satu harmoni. Hal inilah yang menjadi dasar sebuah kemajuan bangsa yaitu semangat berbagi dalam masyarakat multikulturalisme. Adanya kepedulian berbagi meski berbeda agama dan suku bangsa telah menyatukan masyarakat Indonesia di bulan Ramadhan. 

Semangat berbagi dalam bulan Ramadhan inilah yang nantinya menjadi inspirai bagi individu ataupun kelompok untuk menyalurkan semangat berbagi setelah bulan ramadhan. Dengan jumlah penduduk yang mayoritas adalah usia produktif, banyak sekali anak muda yang bersama – sama membangun sebuah gerakan berbagi. Gerakan ini telah berkembang tidak hanya saat ramadhan tapi di setiap bulan. Artinya semangat berbagi di bulan Ramadhan telah menggerakan bangsa untuk membangun negeri sendiri.     

Berbagi bukan dalam satu berarti hanya berbagi makanan saja, konsep berbagi menjadi sangat luas seperti berbagi pekerjaan, berbagi ilmu, berbagi semangat dan lain – lain. Terbukti jika diamati, banyak sekali gerakan – gerakan yang bergerak di bidang pendidikan, di bidang ekonomi, ataupun di bidang sosial dan lain – lain. Dan kebanyakan diantara pendiri – pendiri gerakan – gerakan tersebut adalah anak muda yang peduli dan memiliki kreativitas yang tinggi.

Pengembangan konsep tersebut tidak lepas dari peran bulan Ramadhan dalam memberikan semangat berbagi untuk negeri. Banyaknya komunitas/lembaga/organisasi maupun individu yang berbagi telah menginspirasi banyak orang untuk juga berbagi. Tak hanya pada saat bulan Ramadhan, masyarakat telah peduli dan bergerak untuk berbagi kepada negeri.


Penulis: Oktavimega Yoga Guntaradewa

Instagram: @Yogantarawa
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Bagi mahasiswa, korupsi yang dilakukan oleh para pemerintah begitu biadab sehingga dianggap sebagai perbuatan kriminal kelas luar biasa. Mahasiswa juga menganggap korupsi sebagai perbuatan yang sangat merugikan negara. Demo besar – besaran sering dilakukan mahasiswa kepada pemeintah yang tidak jujur dan yang sering melakukan praktik – praktik korupsi. segala macam protes telah dilakukan mahasiswa sebagai the agent of change.

Hal yang ingin saya bahas kali ini bukan bermaksud membenarkan apa yang telah dilakukan koruptor. Dan juga bukan bermaksud menyalahkan balik mahasiswa. Tapi, sekedar mengingatkan kepada mahasiswa mengenai sisi lain dari mahasiswa yang sangat baik memperjuangkan rakyat. Acapkali mahasiswa terlalu sibuk protes akan korupsi, namun lupa berkaca akan diri sendiri.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa, mungkin dari siswa SD sampai mahasiswa kita sering mendapati ada beberapa teman kita yang mencontek. Padahal dari SD telah diajarkan bahwa mencontek atau mencuri jawaban adalah perbuatan curang/tercela/buruk. Namun kenapa masih banyak siswa yang masih melakukan itu?. Setiap manusia selalu memiliki alasan tertentu ketika hendak melakukan sesuatu.  Mereka mencontek karena ingin mendapatkan nilai baik. Nilai baik inilah nyang sering dinilai masyarakat dan khususnya orang tua adalah hal yang membanggakan atau sebuah prestasi.

Hal ini tidak ada salahnya memang. Tapi terkadang karena ingin mendapatkan pujian teman, guru, orangtua atau sekedar mencari rasa aman agar tidak dimarahi orang tua, mereka melakukan segala cara termasuk mencotek.

Bahkan budaya mencontek ini bisa sampai terus dilakukan sampai mahasiswa. Demi mendapatkan nilai ip yang tinggi agar bisa kerja enak nantinya atau ingin mendapatkan beasiswa dan lain – lain, banyak dari mahasiswa juga melakukan cara cepat yaitu mencontek. Mencontek mungkin sudah  menjadi sebuah kebiasaan yang memang banyak sekali yang dapat menerima itu. Sehingga sanksi sosial yang diberikan terkadang tidaklah berat dan kontrol sosial juga begitu lemah.

Persamaan dari mencontek dan korupsi adalah keduanya sama – sama perbuatan tercela. Dan juga keduanya dilakukan atas dasar ingin membuat orang disekitarnya mengakui dirinya. Jika menontek ingin mendapatkan nilai baik agar disayang orang tua. Maka korupsi mungkin saja dilakukan koruptor karena ingin mendapatkan uang banyak dan dapat membahagiakan keluarganya dengan uang tersebut

Perbedaannya adalah mencontek sering dilakukan pelajar dan korupsi sering dilakukan oleh pemerintah atau orang dengan jabatan tinggi atau yang bukan pelajar lagi. Dan juga jenis perilaku, sanksi dan kontrol sosial masyarakat yang berbeda. Namun sebenarnya mencontek dan korupsi adalah saling berhubungan seperti telur dan ayam. Bayangkan saja ketika SD sampai Mahasiswa mencontek setelah lulus apakah tidak ada indikasi berbuat korupsi?. Apakah hasil korupsi tidak mempengaruhi perilaku anaknya atau penerusnya nanti?. Hal demikian akan terus berhubungan dan berklanjutan jika tidak segera dihentikan.

Jangan pernah mengutuk kegelapan, tapi nyalakan lilin untuk menerangi kegelapan meskipun sedikit. Mungkin itulah pepatah yang tepat kepada mahasiswa. Berhentilah mengutuk ketidakbenaran diluar sana jika diri masih sama sebenarnya. Perbaiki diri dan pengaruhilah lingkungan mungkin itu adalah sebuah langkah yang tepat. 


Penulis: Oktavimega Yoga Guntaradewa

Instagram: @Yogantarawa

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Hujan Yang Rindu

Hujan seringkali menangis akhir – akhir ini
Apakah dia gundah gelisah?
Apakah sengaja menemaniku?
Ataukah sebenarnya hanya ingin menghibur tanah yang tak kunjung basah?

Hadirmu menyejukkan saat datang
Entah kenpa selalu datang malam
Padahal aku merindu dari pagi hingga siang
Sore tak begitu, karena senja begitu terang
Bukan bermaksud mendua
Hanya saja, tak ingin merepotkan

Mereka bilang saat kemarau kau tak datang
Ternyata tidak juga
Kata mereka pula kau selalu datang saat penghujan
Ternyata tidak juga

Ku tak ingin mengharap sekarang
Ku juga tak ingin mengejar
Biarlah engkau datang sendiri
Pada puncak kerinduan

Penulis: Oktavimega Yoga Guntaradewa
Instagram: Yogantarawa

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


Tidur, Bermimpi, Terbangun, Bangkit

Malam telah menjemput
Aku tertidur lalu bermimpi
Bermimpi tak jelas
Aku terbangun namun semua berbeda
Kulihat sekeliling padang pasir begitu luas
Suasana begitu panas
Terik matahari begitu menyengat
Teringat akan dosa
Teringat akan dunia
Tak ada satupun orang di sekeliling
Aku berjalan lurus dalam pandangan kedepan
Aku terus berjalan
Hingga aku mulai lelah dan terjatuh

Aku tertidur
Dan bermimpi
Mimpi yang indah akan masa depan
Aku terbangun aku berada dalam lingkaran
Seperti bunderan jalan
Aku berjalan memutar
Namun jalan seolah berputar
terbalik dari arah jalanku
aku terjatuh
namun masih berusaha bangkit
kulihat sekeliling
keluarga dan teman
berusaha menyemangatiku
aku tak kuat lalu jatuh

aku tertidur
lalu bermimpi
mimpi akan surga
aku terbangun
kulihat sekeliling
semua hampa
tanpa keluarga dan teman
tanpa jalan
tanpa ruang
beberapa orang tiba tiba datang
namun tak menemuiku
hanya lewat
ku coba tanya
pada salah satu perempuan
dia tidak mau menjawab
padahal aku hanya ingin tanya
dia mungkin berfikir negatif
ku coba lagi ke orang lain
mereka pun sama
banyak yang sudah kutanya
banyak macam pula responnya
tak ada satupun menjawab
beberapa hanya menoleh
beberapa tak menghiraukan
beberapa hanya diam

aku berputar dalam pencarian jawab
terus berputar
hingga pada saatnya aku tertidur
lalu bangun
hanya mimpi ternyata

aku coba bangun
tapi tak bisa
aku takut
aku tertidur lagi
aku terbangun
ternyata hanya bermimpi
aku bangun dan membuka jendela
keluar kamar
dan disitu banyak sekali keluarga
teman juga

tiba – tiba aku terbangun
ternyata semua mimpi
bingung
tapi nyatanya aku bermimpi
terus
aku merenung
lalu beraktivitas seperti biasa


Penulis: Oktavimega Yoga Guntaradewa
Instagram: @Yogantarawa


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

Yoga Dewa

(Sociologist)

Focus on Community Development, Education, New Social Movement

Instagram: @Yogantarawa

Labels

  • CERPEN
  • MY ART
  • OPINI
  • Puisi
  • REKOMENDASI
  • TIPS AND TRICK

recent posts

Sponsor

Flag Counter

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  October (1)
  • ►  2020 (6)
    • ►  May (3)
    • ►  February (1)
    • ►  January (2)
  • ►  2019 (22)
    • ►  December (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (4)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  March (3)
    • ►  February (5)
    • ►  January (1)
  • ►  2018 (4)
    • ►  December (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  May (5)
    • ►  February (1)
    • ►  January (2)
  • ▼  2016 (27)
    • ▼  August (1)
      • Sebuah Puisi: Pencarian Ku
    • ►  July (3)
      • Sebuah Puisi: Hujan pun Bimbang
      • Sebuah Puisi: Haruskah
      • Sebuah Puisi: Pencarian Pagi dan Malam
    • ►  June (9)
      • OPINI BULAN RAMADHAN: GERAKAN BERBAGI UNTUK NEGERI
      • Sebuah Opini: Mencontek Dan Korupsi
      • Sebuah Puisi: Hujan Yang Rindu
      • Sebuah Puisi: Tidur, Bermimpi, Terbangun, Bangkit
    • ►  May (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (2)
    • ►  February (3)
    • ►  January (5)
  • ►  2015 (8)
    • ►  December (7)
    • ►  October (1)
  • ►  2014 (11)
    • ►  August (2)
    • ►  July (4)
    • ►  June (5)

Created with by BeautyTemplates| Distributed By Gooyaabi Templates