Kaum Urban Dan Kemacetan Kota Jakarta

by - 18:53

Kaum Urban Dan Kemacetan Kota Jakarta

            Urbanisasi sebagai jalan masyarakat pedesaan untuk melakukan mobilitas sosial, telah menjadi harapan besar bagi masyarakat pedesaan untuk mengubah status sosialnya menjadi lebih baik. Bagi para kaum urban, hidup di kota sangatlah penting dewasa ini. Mudahnya mendapatkan gaji tinggi dengan pekerjaan yang mudah seperti yang tergambar dalam media - media informasi seperti koran, majalah, radio dan televisi memang sangatlah menggairahkan. Gengsi hidup miskin di desa menjadi salah satu alasan masyarakat desa pergi ke kota demi meningkatkan taraf hidup.


            Urbanisasi memang berdampak positif pada masanya, yaitu masa orde baru. Pembangunan memang sangat gencar pada waktu itu karena Indonesia baru saja merdeka. Daerah perkotaan seperti Jakarta yang pada waktu itu menjadi ibukota Indonesia membutuhkan banyak sekali sumber daya manusia. Sehingga pemerintah menyarankan kepada masyarakat pedesaan untuk pindah ke kota. Namun dewasa ini, Indonesia dihadapkan dalam permasalahan sangat besar yaitu kepadatan penduduk terutama di daerah perkotaan.


            Kepadatan penduduk di kota membuat urbanisasi menjadi dampak yang negatif bagi desa maupun kota sampai saat ini. Seperti, berkurangnya tenaga terampil di desa, menurunnya produktifitas pertanian dan perikanan, kurangnya lapangan kerja, kurangnya lahan tanah sebagai pemukiman dan kemacetan lalu lintas perkotaan. Kemacetan yang sangat parah di indonesia terutama di daerah metropolitan seperti Jakarta telah menjadi masalah yang sangat besar dan serius untuk segera ditangani. Menurut indeks stop - start yang dilakukan Castrol Magnetic, Jakarta merupakan kota dengan kemacetan terparah di dunia dengan angka stop-start sekitar 33.240 per tahun.


            Jakarta harusnya banyak belajar dari ibukota negara maju seperti Jepang, yang memiliki kasus urbanisasi yang juga cukup tinggi. Kota Tokyo berpenduduk sekitar 11 juta jiwa, namun pada siang hari berubah menjadi 20 juta jiwa. Untuk mengurangi kemacetan di jepang, pemerintah jepang berupaya membuat budaya naik kereta api. Budaya ini rupanya menjadi salah satu solusi yang cukup berpengaruh demi mengurangi kemacetan di kota Tokyo. Jakarta sebagai kota metropolitan haruslah memiliki solusi untuk kemacetan di bidang tranportasi seperti pembangunan kereta bawah tanah, karena jika hanya mengandalkan bus seperti busway maka akan sama saja.


            Pembangunan besar – besaran di desa dan penekanan angka kelahiran di kota adalah solusi yang juga dapat menekan arus urbanisasi yang semakin deras. Pakar demografi inggris yang terkenal akan teori kependudukannya yaitu Thomas Robert Malthus berpendapat bahwa apabila modal dan tanah tetap, maka tambahan tenaga kerja akan mengurangi pendapatan per kapita. Jadi jika angka kelahiran penduduk di kota tidak segera ditekan dan pembangunan di desa tidak segera dilaksanakan, maka kaum urban yang ada di kota akan semakin banyak dan akan memberikan dampak yang negatif bagi perkembangan ekonomi negara.



            Kaum urban haruslah segara dikontrol, sehingga kemacetan juga dapat berkurang. Dengan berkurangnya kemacetan maka mobilitas akan semakin mudah dan cepat dan  berkurangnya stres para pengendara. Kota Jakarta sudah semakin sesak dengan segala problematika yang ada dan penduduknya, pemerintah harus segera membuat kebijakan agar Jakarta terhindar dari macet dan mengurangi stres penduduk Jakarta. Bukan hanya itu pemerintah juga harus memberikan kebijakan yang tepat bagi para kaum urban yang terlantar di kota – kota besar.

You May Also Like

0 komentar