Tulisan
ini teri-lhami dari salah satu pernyataan dosen saya dalam mata kuliah sosiologi
pembangunan. Beliau dalam penjelasannya menyinggung mengenai demokrasi dan
pembangunan sebagai agama baru masyarakat sekarang. Meskipun beliau tidak
membahas secara keseluruhan, namun saya tertarik untuk mengembangkan pernyataan
tersebut. Hal ini dilandasi karena banyaknya keyakinan masyarakat mengenai
betapa sempurnanya demokrasi dan pembangunan. Sebenarnya saya bukanlah ahli dalam
pembahasan demokrasi dan pembangunan, namun semoga tulisan saya bisa menjadi
bahan renungan ataupun kajian sebagai bentuk kritis terhadap fenomena yang ada
sekarang. dan sesungguhnya tulisan ini tidak ada kaitannya dengan religiusitas
ataupun hal yang sakral atau suci.
Definisi
agama yang akan akan saya bahas disini bukanlah agama yang benar-benar agama
seperti yang ada (Islam, Kristen, Budha, Hindu, dll.). Namun definisi agama
yang akan saya bahas adalah secara sosiologis berarti keyakinan yang dimiliki
masyarakat terhadap sesuatu yang sangat atau lebih kuat. Saya merasa melalui
pendapat masyarakat di media, ruang publik ataupun ruang-ruang diskusi
akademis, banyak masyarakat yang selalu mengagung-agungkan demokrasi sebagai bentuk
pemerintahan yang ideal dan pembangunan sebagai cara dalam peningkatan
kesejahteraan dalam negara. Sebenarnya “agama baru” yang muncul dalam masyarakat
modern menurut saya cukup banyak seperti kapitalisme, uang, sukses dan masih
banyak lagi, cakupannya sangat luas jika mau berimajinasi.
Pertama,
mari kita bahas terlebih dahulu bagaimana demokrasi menjadi “agama baru” masyarakat
terutama masyarakat modern. Demokrasi sendiri lahir atas dasar protes terhadap bentuk
pemerintahan yang otoriter. Bentuk-bentuk pemerintahan yang sangat monarki atau
yang sifatnya otoriter telah membuat banyak atau luasnya kekuasaan yang ada di
tangan raja atau penguasa. Sehingga penguasa dapat sewenang-wenang dalam
persoalan kenegaraan atau kerajaan.
Sehingga hal ini menimbulkan protes terhadap bentuk-bentuk pemerintahan
yang dijalankan oleh satu orang seperti monarki ataupun oligarki (sekelompok
kecil elit).
Demokrasi
merupakan bentuk pemerintahan yang semua warna negara atau rakyat memiliki hak
yang sama dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah pikiran mereka.
Definisi mengenai demokrasi mungkin yang lebih dikenal adalah pendapat Abraham
Lincoln yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dari
definisi tersebut berarti rakyat lah yang berkuasa dalam suatu pemerintahan.
Pada masa Yunani sistem ini dinilai baik karena mampu membawa keadilan bagi
rakyat. Namun banyak juga yang mengkritik mengenai demokrasi ini yakni rakyat
tidak boleh berkuasa. Karena di dalam masyarakat tercampur semua jenis
individu. Ketika banyak individu yang “bodoh” dalam masyarakat misalnya, hal ini
akan membawa masyarakat tersebut dalam bencana atau kekacauan.
Demokrasi
“jaman now” sangatlah berbeda dengan demokrasi zaman Yunani tentunya. Kritik
terhadap demokrasi saya rasa sudah mampu ditanggulangi zaman modern ini.
Demokrasi sekarang ini menempatkan wakil atau perwakilan rakyat yang kompeten
dalam pengambilan keputusan. Maka dari itu misal di Indonesia ada yang namanya
lembaga yudikatif, legislatif dan eksekutif dalam tatanan pemerintahan. Sistem
demokrasi pancasila ini juga diyakini telah sempurna dibandingkan demokrasi
terpimpin ataupun parlementer seperti yang sudah. Meskipun banyak kritik yang
mengatakan bahwa demokrasi di Indonesia belum sempurna. Banyak juga yang punya
keyakinan demokrasi pancsila melahirkan sebuah bentuk pemerintahan yang ideal
sesuai dengan kultur masyarakat Indonesia.
Demokrasi
memang pada dasarnya di setiap negara berbeda, hal ini dikarenakan kultur
budaya di setiap masyarakat juga berbeda. Sehingga demokrasi pun telah
dimodifikasi sedemikian rupa agar mampu berjalan dengan baik sesuai dengan
kultur masyarakatnya. Kemudian demokrasi juga dinilai sebagai sistem yang
paling adil bagi masyarakat. Menurut data yang diambil oleh Lembaga Survei
Indonesia (LSI) menunjunkan bahwa 70% masyarakat menilai demokrasi adalah
sistem terbaik untuk Indonesia. Dan menurut
data dari Max Roser dalam website www.ourworldindata.com menunjukan setelah tahun
1945 angka demokrasi di seluruh dunia menjadi naik. Secara dramatis juga naik
pada tahun 1989 setelah pecahnya Uni Soviet. Kemudian berkembang dan stabil
setelah tahun 2010
Keyakinan
terhadap demokrasi juga membuat sistem yang berbeda pandangan maka akan
dianggap sebagai hal yang lemah atau mungkin cacat. Dilihat dari beberapa
pendapat mengenai ideologi lain terkait bentuk pemerintahan, penguasa dalam
tatanan demokrasi yang katanya demokratis cenderung menutup diri. Padahal
demokratis sendiri berarti bebas berpendapat dan masyarakat berhak untuk
memiliki ide dan berpendapat. Saya kira masyarakat terlalu berkeyaninan dan
lupa bahwa sesuatu pasti ada kelemahannya. Dan saya kira sistem demokrasi juga
perlu kita kritisi dan kaji bersama, sehingga ada perbaikan kedepan yang lebih
baik.
Kemudian
yang kedua mengenai pembangunan yang juga masih ada hubungannya dengan
demokrasi yakni (yang katanya) “untuk rakyat”. Pembangunan selalu saja di
agung-agungkan masyarakat terutama pemerintah pada zaman orde baru. Banyak
sekali konsep yang muncul mengenai pembangunan seperti politik sebagai
pembangunan, ekonomi sebagai pembangunan, moral sebagai pembanguna kemudian
pembangunan nasional dan lain-lain. Kemudiaan pembangunan terus dipakai bahkan dalam konteks pemilihan
pemimpin sebagai harapan-harapan yang menjanjikan.
Pembangunan
sendiri seperti yang selalu saya bahas terdapat diskursus mengenai pembangunan
itu sendiri. Konsep pembangunan sendiri sebenarnya untuk siapa, apa dan
bagaimana. Pembangunan secara kritis apakah benar untuk rakyat atau keadilan
sosial, atau hanya untuk pemilik modal atau secara singkat hanya untuk
melanggengkan kapitalisme dan memperkuatnya. Aneh memang, jika kapitalisme yang
secara logis dikatakan marx nantinya akan tumbang. Nyatanya, sampai sekarang
masih kuat dan merasuk dalam seluruh ruang-ruang kemasyarakatan. Bahkan seperti
“agama baru” yang mungkin banyak orang melarang namun nyatanya kita sama
merasakan kanyamanan.
Konsep
pembangunan memang sangatlah luas, tergantung konteksnya. Akan sangat panjang
jika saya harus menjelaskan. Namun yang saa ingin okus perhatikan adalah
bagaimana keyakinan masyarakat mengenai pembangunan adalah sebagai sebuah hal
yang selalu baik. Sulit bagi logika kita untuk kritis terkait pembangunan itu
sendiri. Coba bayangkan, siapa yang tidak tertarik ketika rumahnya dibangun?.
Pasti tertarik, dan orang pasti tidak kritis mengapa ia dibangunkan rumah,
untuk apa, dan apa untungnya bagi yang membangunkan. Keyakinan mengenai
pembangunan ini semakin menjadi-jadi ketika masyarakat lupa untuk kritis, lupa
bahwa sesuatu selalu ada kelemahan.
Kesimpulan
dari yang ingin saya sampaikan pada tulisan ini adalah bahwa tidak ada yang
sempurna. Semua memiliki kelemahan, tidak ada kekuatan atau sesuatu yang
benar-benar kuat. Semua punya hal yang perlu dikritisi dan kemudian di perbaiki
bersama. Semoga penjelasan saya cukup logis dan akademis meskipun sangat
singkat dan ringkas. Dan semoga membuka pikiran kalian semua terhadap apa yang
sedang terjadi di dalam zaman modern atau post modern ini.