SEBUAH OPINI: SURUTNYA ESENSI ORGANISASI MAHASISWA
SURUTNYA ESENSI ORGANISASI MAHASISWA
Jika boleh
sedikit subjektif, organisasi sekarang ini semakin redup esensinya. Organsisasi
seolah hanya tempat mencari keuntungan diri apalagi terkadang bersifat individualis.
Contohnya saja hanya ingin mencari sertifikat agar nanti waktu kerja dapat memunculkannya
dalam CV. Atau lebih parah lagi hanya ingin mengisi waktu luang dan selebihnya
pamer di sosmed.
Tak menjadi
masalah semua alasan tersebut secara personal, tapi secara sosial itu
bermasalah. masalahnya adalah ketika individu tersebut dapat mempengaruhi
kinerja individu atau kelompok. Sama halnya sebuah mesin mobil lamborgini, jika salah satu bagian dari
mesin itu bukan bagian dari mesin tersebut maka akan sulit bagi mesin untuk
bergerak bebas.
Esensi organsisasi
menjadi sangat penting karena di dalamnya seharusnya banyak sekali pembelajaran
softskill yang didapat. Misalnya saja,
masalah ketepatan waktu, cara berkomunikasi dengan orang, kedisplinan, cara
mengkoordinasi sesuatu dan lain – lain. Dewasa ini, saya rasakan itu semua
hilang. Banyak dari mahasiswa yang ikut organsisasi tak memiliki softskill tersebut. Entah karena
komitmen yang terlalu individualis. Atau mungkin ambisi, semangat, hasrat yang
membuat esensi tersebut telah hilang. Atau mungkin juga dampak globalisasi? Dengan
segala pengaruh budaya, sosial, teknologi dan lain – lain.
Fenomena banyaknya
mahasiswa yang memiliki banyak organisasi juga sebuah hal yang menarik. Mereka begitu
super kuatnya membagi pikiran, tenaga dan hati mereka untuk banyak sekali
organsisasi. Positifnya, hal demikian dapat memberikan banyak pengalaman atau
ilmu sehingga dapat dibuat pembelajaran di setiap organisasi yang ia sedang
pegang. Negatifnya, kembali ke topik pembahasan kali ini adalah kehilangan
esensi dari aktivitas berorganisasi. Panjang sebetulnya jika harus membahas
mengenai hilangnya esensi berorganisasi.
Intinya adalah
hilangnya esensi ini jangan sampai diacuhkan. Masyarakat dewasa ini lebih
banyak melakukan tindakan rasional yang memiliki nilai, tapi apakah sebagai mahkluk
sosial nilai itu hanya berorientasi ke arah individualis?. Tentu saja tidak,
berorganisasi bukan semata hanya mengembangkan diri tapi juga mengembangkan
organisasi , seluruh anggota dan lingkungan sekitar. Menjadi anggota organisasi
akan sangat rugi jika tak mempelajari itu semua. Esensi ini jangan sampai
termakan oleh prestige apalagi dengan
perkembangan zaman.
Penulis: Oktavimega Yoga Guntaradewa
Instagram: @Yogantarawa
0 komentar